Gambar I Gusti Ketut Jelantik. I GustiKetutJelantik meninggal tahun 1849 berkat usahanya yang tetap teguh membela tanah kelahiran atas kekuasaan Belanda kala itu I GustiKetutJelantik mendapatkan penghargaan berupa gelar Pahlawan Nasional menurut SK Presiden RI No 077/TK/Tahun 1993.
I GustiKetutJelantik lahir di Karangasem Bali pada 1800 Pada 1846 1848 dan 1849 ia menjadi pemimpin dalam perlawanan terhadap invasi Belanda ke Bali Perlawanan ini terjadi karena pemerintah kolonial Hindia Belanda ingin menghapuskan tawan karang yang berlaku di Bali Tawan karang ini yaitu hak bagi rajaraja yang berkuasa di Bali untuk.
I Gusti Ketut Jelantik Wikipedia
I Gusti Ketut Jelantik (1849) was a Balinese Prime Minister of the state of Buleleng who resisted the imposition of Dutch treaties He became a leader in the resistance against the Dutch invasion of Bali fighting them in several Dutch military interventions the Dutch intervention in Northern Bali during 1846 1848 and 1849.
I Gusti Ketut Jelantik, Pemimpin Peristiwa Puputan Jagaraga
I Gusti Ketut Jelantik (meninggal pada tahun 1849) adalah pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Karangasem Bali Ia merupakan patih Kerajaan Buleleng Ia berperan dalam Perang Bali I Perang Jagaraga dan Perang Bali III yang terjadi di Bali pada tahun 1849 Lahir 1800 Pangkat Meninggal 1849 Pengabdian.
I Gusti Ketut Jelantik: Peran, Perjuangan, dan Akhir Hidup
I Gusti Ketut Jelantik adalah pahlawan nasional Indonesia Dia mendapatkan penghargaan berupa gelar Pahlawan Nasional menurut SK Presiden RI No 077/TK/Tahun 1993 karena memang layak disematkan pada berkat usahanya yang tetap teguh membela tanah kelahiran atas kekuasaan Belanda kala itu.
Diwarnai Aksi Pemuda Patung Pahlawan Gusti Ketut Jelantik Akhirnya Diperbaiki Balinetizen
makam 10 pahlawan Jelantik Misteri nasional I Gusti Ketut
Biografi Dan Profil I Gusti Ketut Jelantik Pahlawan
Profil dan perjuangan I Gusti Ketut Jelantik BIOGRAFI TOKOH
I Gusti Ketut Jelantik Wikipedia bahasa Indonesia
I Gusti Ketut Jelantik kembali berhasil meloloskan diri dan pergi ke Kintamani tepatnya ke Pegunungan Batur Belanda yang terus mengawasi beliau akhirnya berhasil mengepungnya Beliau gugur dalam pertempuran di Perbukitan Bale Pundak lalu dimakamkan di Karang Asem.